kucing

Kucing Mati, Apa yang HarusJika kita melihat kucing mati, apa yang harus kita lakukan terhadap bangkai kucing tersebut? Apakah menguburkannya

Mendetail.com – Kucing adalah salah satu hewan yang dekat dengan manusia. Bisa dibilang, kucing adalah sahabat manusia. Hemat yang imut ini sudah sejak lama dijadikan sebagai hewan peliharaan manusia. Bahkan menurut penelitian, memelihara kucing bisa berdampak positif terhadap kita yang memeliharanya, seperti menghilangkan stress misalnya.

Namun sama seperti makhluk hidup lainnya, akan tiba saatnya dimana kucing akan mati. Saat kucing mati, apa yang harus kita lakukan? Dalam postingan ini anda akan mengetahui bagaimana memperlakukan kucing jika sudah mati. Apakah kucing yang mati itu memang kucing peliharaan anda, atau kucing yang bukan peliharaan anda.

Kucing mati adalah proses alam sama seperti manusia yang akan mati. Jika manusia mati harus di kuburkan atau di kremasi (dibakar), bagaimana dengan kucing? Apakag harus diperlakukan dengan cara yang sama? Atau bahkan dengan ritual yang sama? Kita Lakukan?

Kucing Mati, Dikubur atau Dibuang?

Jika kita memelihara kucing, dan kucing peliharaan kita itu mati, hal yang seharusnya kita lakukan adalah dengan menguburnya. Memang, tidak ada aturan yang mengharuskan kita untuk menguburkannya. Tentu saja, kita bisa saja membuangnya, tapi ada alasan mengapa menguburkannya itu lebih baik.

Pertama, menguburkan kucing yang mati itu lebih bermanfaat dari pada membuang atau membakarnya.

Mengubur kucing yang mati, maka kucing itu akan menjadi pupuk yang menyuburkan tanah disekitarnya. Bandingkan jika kucing tersebut kita bakar, kucing itu justru akan berdampak buruk terhadap udara karena asap akan mencemarkan udara.

Lalu bagaimana dengan membuangnya? Tidak ada larangan untuk membuangnya. Selama kita membuangnya di daerah yang tidak ada lingkungan pemukiman atau tidak ada orang yang berlalu lalang disekitarnya (misalnya hutan), adalah sah membuang kucing di atas permukaan bumi (tidak menguburnya). Karena jika dibuang di tengah-tengah lingkungan bau bangkainya akan menganggu orang, selain itu juga bisa menimbulkan bibit penyakit.

Juga, sebaiknya jangan membuang kucing yang sudah mati ke tempat sampah karena akan mengundang lebih banyak serangga dan hewan lain seperti kecoa, lalat dan sebagainya yang berakibat buruk bagi kesehatan.

Bagaimana jika kita tinggal di tempat yang tidak ada tanahnya, seperti apartemen misalnya? Kita bisa mencari tempat selain di rumah / apartemen kita, tempat lain yang masih ada tanahnya. Lalu bagaimana jika sulit menemukan tanah di sekitar kita, seperti di Singapura misalnya? Kita bisa menguburkannya dengan memasukannya dalam pot dan menimbunnya dengan tanah.

Menguburkan Kucing yang Tertabrak Motor, Mitos atau Bukan?

Kita tentu sangat sering mendengar hal ini, mitos bahwa kita akan menerima karma jika menabrak kucing namun tidak menguburkannya. Dengan mengetahui mitos tersebut, maka banyak orang Indonesia yang akan langsung menguburkan kucing jika ia secara tidak sengaja menabraknya hingga mati.

Namun, apakah menabrak kucing tanpa menguburkannya memang ada karmanya? Atau hanya mitos semata? Mengingat tidak ada pembuktian ilmiah yang mendasarinya, bahkan semua karma juga tidak ada penjelasannya secara ilmiah, maka hal itu bisa disebut mitos belaka. Namun sebagai orang yang beragama, kita mempercayai adanya karma dan hidup setelah mati. Terutama bagi muslim, percaya kepada (hal yang) gaib termasuk percaya kepada tuhan (menurut Islam).

Jadi apakah kita memang harus menguburkan kucing jika menabraknya hingga mati? Jika kita menabrak kucing, tentu saja kita harus menguburkannya. Karena bangkai kucing baunya akan mengganggu orang yang berlalu lalang di jalan tersebut. Bisa saja kita membuangnya, tapi jangan di pinggir jalan, melainkan di tempat yang sepi dan jauh dari pemukiman.

Selain itu, sebaiknya kita juga menjauhi apa yang bisa membuat kita tertimpa kemalangan di masa depan. Artinya, sebaiknya kuburkan kucing yang telah kalian tabrak jika sudah mati, meski karma kucing itu sendiri hanya mitos belaka.

Perlakuan Terhadap Kucing yang Sudah Mati Menurut Islam

Dalam Islam, dalam Al-quran, tidak sekalipun ada ayat yang memerintahkan manusia untuk “harus” menguburkan kucing atau hewan apapun yang sudah mati. Bahkan jika kucing itu adalah termasuk jenis hewan yang disayangi Rasulullah SAW, tidak ada sekalipun terucap dari Muhammad SAW maupun dari hadits yang mengharuskan umatnya mengubur kucing yang sudah mati.

Jadi, tidak disyari’atkan bagi muslim menguburkan hewan yang sudah mati. Tidak ada yang menganjurkan atau mensyari’atkan menguburkan kucing atau hewan yang sudah mati, juga tidak ada yang melarangnya.

Namun, jika menguburkan bisa menghilangkan bau bangkainya, maka diutamakan bagi kita untuk menguburkannya. Pun begitu, perlakuan yang bisa dilakukan bukan hanya menguburnya, tapi bisa juga membuangnya jauh-jauh dari pemukiman manusia (meninggalkan diatas permukaan tanah).

Jadi, yang menjadi patokan disini adalah bagaimana caranya agar manusia tidak terganggu dengan bau bangkainya yang menyebar.

Rasulullah SAW juga pernah melewati kambing yang telah mati. Beliau tidak memerintahkan para sahabatnya untuk menguburkannya. Sebaliknya, belia memerintahkan sahabatnya untuk mengambil manfaat dari kambing yang sudah mati itu.

“Mengambil manfaat” disini maksudnya bukan memakannya, karena diharamkan bagi muslim memakan bangkai. Tapi, contoh dari “mengambil manfaat” disini misalnya adalah, jika ada burung yang mati, maka kita boleh memberikannya kepada kucing untuk dimakan oleh kucing tersebut. Asalkan, kita tau bahwa daging burung itu masih bagus untuk dimakan kucing.